Selasa, 10 Desember 2013

MASA FATRAH

Ada santri kami bertanya tentang kesalamatan orang tua Nabi Besar Muhammad saw. yakni Sayyid Abdullah dan Siti Aminah, karena mereka berdua belum masuk kepada masa risalah nabi Muhammad saw. jawabannya tentu mereka berdua selamat di akhirat kelak karena mereka berada pada masa fatrah. Nah apakah masa fatrah tersebut? penulis akan mengulas masa fatrah .

Fatrah

kata ini terambil dari akar fa', ta' dan ra' yang berarti "kendor" menjadi lunak dan lemah setelah keras dan kuat" ( Shihab, 2007: I: 225) Kata "fatrah" terdapat dalam al-Qur'an diantaranya surat al-Maidah: 19 : "hai ahli kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu rasul Kami, menjelaskan (syariat Kami) kepadamu ketika terputus ( pengiriman ) rasul-rasul, agar kamu tidak mengatakan 'tidak datang kepada kami, baik pembawa berita gembira mapaun pemberi peringatan' sesungguhnya telah datang bkepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." 

kata "fatrah" menunjuk kepada arti terhentinya pengiriman rasul (masa vakum). ( Shihab, 2007:I:226). Menurut fatullah Gulen ( 2011: 276) masa fatrah adalah jeda antara dua nabi. Pada umumnya ia disebut untuk menunjukan jeda sesuadah diangkatnya nabi Isa hingga terutusnya Rasul saw. pada masa jeda tersebut cahaya yang dibawa nabi Isa telah terlupakan. cahaya yang ia bawa tidak sampai kepada masa Rasul saw. akhirnya manusia berada dalam masa kegelapan. orang yang hidup pada masa itu disebut ahlu fatrah.

dalam satu riwayat dikatakan bahwa jarak di antara Nabi Musa dengan Nabi Isa adalah 1700 tahun. pendapat lain mengatakan 1900 tahun, pada masa tersebut tidak ada masa fatrah. Selama masa-masa tersebut telah datang sebanyak dua ribu orang nabi, seribu dari bani israil dan selebihnya non Israil. jarak antara Nabi Isa dan Nabi Muhammad sekitar 571 tahun. menurut Ibnu Abbas yang dikutip oleh as-Syaukani, menyebutkan bahwa diantara nabi Isa dan nabi Muhammad saw. telah diutus tiga rasul, salah seorangnya adalah Simon dari kelompok hawariyyin. inilah yang dimaksud dalam surat Yasin: 14 : "ketika kami mengutus kepadfa mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya, kami kuatkan dengan (utusan) ketiga; maka, ketiga utusan tersebut berkata ' Sesungguhnya kami adalah orang-orang diutus kepadamu'. " 
jadi masa fatrah antara Nabi Isa dan nabi Muhammad saw. sekitar 434 tahun. ( Shihab, 2007:I:226).

pada masa-masa tersebut terjadilah perubahan syriat yang telah dibawa oleh utusan-utusan Tuhan sebelumnya sehingga bercampur baur di antara yang hak dan yang batil. dalam keadaan seperti itu manusia tidak tahu lagi bagaimana cara beribadah kepada Tuhan, mereka bermohon kepada Allah agar diberi tahu bagaimana cara beribadah maka diutuslah Nabi Muhammad saw. 

Menurut para ulama ahlu fatrah yang tidak menyembah berhala dan tidak menjadikannya sebagai Tuhan, bahwa mereka akan mendapatkan ampunan Allah swt. meskipun mereka tidak mengenal Allah swt. dan tidak beriman kepada-Nya. karena itu, ayahanda dan ibunda Rasul saw. akan mendapat ampunan Insya Allah, karena mereka termasuk ahlu fatrah. ( Gullen, 2011: 176).

Adakah ahlu fatrah pada masa kini?
untuk ahlu fatroh dengan definisi diatas tentu tidak ada karena Nabi tidak utus lagi Nabi Besar Muhammad adalah nabi terakhir. namun Asy'ariah sebagai salah satu mazhab teologi berpendapat bahwa orang yang tidak mendengar dan tidak mendapatkan sesuatu pun dari Allah dianggap ahli fatroh. Asy'ariah berdasartkan argumentasi surat al-Isra': 15 : "Dan Kami tidaklah meniksa sebelum mengutus rasul." serta ayat-atay lainnya yang semakna. Al-Qur'an menegaskan bahwa Allah swt. tidak menyiksa umat yang tidak pernah melihat rasul, jadi orang-orang yang tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar seorang rosul pun tidak mendapat siksa. ( Gulen, 2011: 132).
Gulen ( 2011: 281) mengisahkan sebuah cerita . ada sekelompok pemuda membicarakan tentang komunis dan niat jahat komunis, maka salah seorang pemuda menyerukan untuk membunuh orang komunis karena merka penjahat dan pembunuh. namun datang seorang pemuda dan berkata" wahai temanku, engkau berbicara tentang pembunuhan dan pembantaian. seandainya engkau melaksanakannya ucapanmu tadi, tentu aku sudah termasuk korban yang bernasib malang karena aku termasuk orang komunis. namun engkau lihat aku sekarang aku bersama pemuda yang diberkahi aku telah menempuh jarak antara bumi dan langit sejak kemarin sampai sekarang. aku bersumpah diantara mereka  yang kalian sebut musuh terdapat ribuan orang yang menanti keselamatan seperti diriku. mereka tidak menanti serangan, tetapi menanti cinta dan kasih sayang. apakah misi utama adalah membunuh atau menghidupkan?" kata-kata jujur ini membuat semua yang hadir tertegun dan menagis.   

inilah generasi yang kita lihat dan kita tangisi karena kesesatan mereka. sebagian mereka tidak berdosa. mereka berpaling kepada kesesatan karena tidak mengetahui kebenaran. menurutku jika mereka tidak dikategorikan sebagai ahli fitroh, hal itu bertentangan denagn rahmat Ilahi yang luas dan menyeluruh ( Gulen, 2011: 281).

Al-Hasil

Walaupun tidak ada ahli fitarah pada saat ini tetapi diantara mereka yang berada dalam kesesatan ada juga yang dianggap "ahli fitrah" karena mungkin mereka melakukan hal tersebut karena ketidak tahuan dan ketidak mengertian akan kebenaran disebabkan mungkin kita sebagai yang mendapat cahaya tidak menyebarkannya, atau menyebarkan cahaya kebenaran tidak dengan penuh kesantunan, dan mudah  mengahikimi bahwa "kamu sesat" sehingga mereka yang sesat bukan hanya tidak mau menerima kebenaran bahkan menjauhi ajakan kita. bukankah Wali songo menyebarkan kebenaran dengan kelembutan, kasih sayang, kesantunan  bahkan berbaur dengan budaya pribumi?. Wallahu A'alam.

Daftar Pustaka

Gulen, Fatulleh. 2011, Islam Rahmatan lil 'Alamin, Jakarta: Republika

Shihab, Quraisy, 2007, Ensiklopedia Al-Qur'an kajian Kosa kata, Jakarta: Lentera Hati

    






 

           

Sabtu, 16 November 2013

ADIL DAN IHSAN

Setiap jum'at khatib dalam khutbahnya selalu mengumandangkan satu ayat dari surat an-nahl ayat 90 : Innalallaha ya'murukum bil adli wal ihsan wa ita'i dzi al-qurba wa yanha 'ani al-fahsya' wal mungkari wal baghy ya'idukum la'allakum tadakkaruun. artinya Allah memerintahkan berbuat adil, mengerjakan amal baik, bermurah hati kepada kerabat dan Ia melarang melakukan perbuatan keji,mungkar dan kekejaman. Ia mengajarkan kamu supaya menjadi peringatan bagimu. ( Ali, 1996:I: 680). tradisi mengumandangkan ayat tersebut bukan pada masa Nabi Muhammad tetapi pada masa Khalifah Umar bin Abdul Azis biasanya disebut Umar kedua karena wataknya mirip dengan Umar bin Khatab orangnya salih dan adil. Umar Bin Abdul Azis mendekritkan akhir khutbah dengan ayat 90 dari surat an-Nahl karena pada masa tersebut banyak khutbah-khutbah yang menjadi media untuk mencacimaki dan melaknat lawan -lawan politik, menurutnya lebih baik kita ingatkan jamaah bahwa selain diperintahkn untuk adil kita juga diperintahkan untuk berlaku ihsan.( Majid, 2002: 12). 

Umar bin Abdul Aziz berusaha untuk menyudahi pertikaian antara kaum Syi'ah yang umumnya cenderung hanya mengakui 'Ali, kaum Khawarij hanya mengakui Abu Bakr dan Umar dan Utsman, kemudian muawiyah tanpa Ali, dengan mengintrodusir pandangan tarbi' yaitu pandangan bahwa khlifah pertama yang sah ada empat menurut urutan mereka menjabat, yaitu Abu bakar, Umar bin Khatab, Utsman bin Affan dan 'Ali bin abi Thalib, walaupun tidak terlalu berhasil tapi pandangannya yang luas itu telah menjadi teladan bagi kebanyakan kaum muslim dari dulu hingga sekarang .( Majid, 2004: 227). kalau begitu apakah adil dan ihsan tersebut?

Adil

Adil merupakan bentuk masdar dari 'adala-ya'dilu-'adlan. kata kerja ini berakar dari hurf-huruf 'ain, dal, lam. yang ma'na pokonya adalah istiwa (keadaan lurus) dan al- iwaj (keadaan  menyimpang ). ma'na pertama 'adl berarti menetapkan hukum dengan benar. ( Shihab, 2007:1:5). Al-ashfahani menyatakan bahwa kata 'adl berarti memberi pembagian yang sama. Al- Maraghi memberikan makna kata 'adl dengan menyampaikan hak kepada pemiliknya secara efektif ( shihab, 2007:1:6).

Dalam al-Qur'an kata adal mempunyai beragam makna karena aspek dan objeknya beragam, diantara makna-makna tersebut yaitu:
Pertama,' adl bermakna "sama" terdapat dalam surat an-nisa: 58: "Apabila (kamu) menetapkan hukum diantara manusia supaya kamu menetapkan dengan 'adl ( sama).(Shihab,2007:1:6).
Kedua, 'adl dalam arti "seimbang" terdapat dalam surat Infhithar: 7: (Allah) Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang. ( Shihab,2007:1:6).
Ketiga, 'Adl dalam arti "perhatian terhadap hak-hak individu dan memberikannya kepada setiap pemiliknya". Pengertian inilah yang didefinisikan 'adl dengan menempatkan sesuatu pada tempatnya lawannya 'kezaliman'. pengertian ini terdapat dalam surat al-An'am: 152 : Dan apabila kamu berkata maka hendaklah kamu berlaku adil kendatipun dia adalah kerabat(mu). (Shihab,2007:1:7).
Keempat, 'adl dalam arti "menyimpang" terdapat dalam surat al-An'am: 150:.....janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang mendustakan ayat-ayat kami, dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, sedang mereka mempersekutukan Tuhan mereka".  menurut al-Maraghi ( Jabbar,2012:432) mereka menganggap adanya hal yang serupa dan setara yang menyamai Allah dan bersekutu dengan-Nya. Ya'diluun berasal dari kata 'adl yang berarti menyimpang. 
 adil dilihat dari makna-makna di atas yang paling menonjol adalah berarti "sama" menjadikan adil apabila dalam hukum berarti menghukum  setimpal dengan kesalahan yang apa dilakukan
 
Al-Ihsan
ihsan merupakan masdar dari ahsana-yuhsinu-ihsanan yang berarti "berbuat baik kepadanya" (Yunus,1990:103) . ihsan juga berarti memberi pertolongan kepada orang lain yang memerlukan, membalas budi dengan sebaik-baiknya, dan memaafkan kesalahan orang yang dilakukan kepada kita dengan setulus-tulusnya.( al-Hafidz,2005: 112). al-ihsan bermakna juga membalas kebaikan dengan yang lebih banyak daripadanya, dan membalas kejahatan dengan memberi maaf. ( Jabbar, 2012: 180). perintah ihsan terdapat dalam surat an-Nahl:90. 
Dalam ihsan makna yang menonjol adalah berbuat baik dengan sempurna bahkan apabila ada kesalahan orang lain kita memaafkannya.  

Hubungan 'Adil dan Ihsan

berbuat adil merupakan dasar dari ihsan dan menyantuni kerabat dan berbuat baik. hakekatnya sesorang yang tidak dapat menunaikan kebaikan, kecuali ia harus mempunyai sifat  keadilan ( Gulen, 2011: 186,187).

Adil merupakan tema pokok agama Musa sedangkan ihsan merupakan tema pokok agama Isa. kalau masing-masing dilaksanakan secara belah sebelah maka akan pincang.maka islam mengabungkan kedua itu adil agama musa dan ihsan agama Isa, dalam arti kapan kita kita harus menghukum dan kapan kita harus memaafkan inilah yang sulit. oleh karena itu kita terus berdoa dalam surat al-fatihah meminta jalan yang lurus yakni jalan yang telah diberi nikmat bukan jalan yang dimurkai dan yang sesat. menurut para mufasir yang dimurkai yaitu orang yang terlalu menekankan keadilan sedangkan yang sesat terlalu menekankan kepada ihsan sehingga kehilangan ketegaran moral dan hukum. ( Majid,2002: 12)

Seperti seorang wanita yang melaporkan kepada Nabi bahwa dirinya telah berzinah namun nabi malah melengos saja dan tidak memperhatikan seolah-olah Beliau mau bilang sudalah itu urusanmu! tetapi wanita tersebut dihari kedua dan ketiga terus melapor ahirnya nabi terpaksa menghukum. karena kalu tidak dihukum nanti akan menimbulkan kesalahan, seolah-olah kesalahan seperti itu tidak perlu dihukum. Tetapi  kalau seandainya  wanita tadi itu tidak datang lagi (hanya sekali datang dan dibiarkan oleh Nabi), maka tidak akan terjadi apa-apa. hikamh dari peristiwa tersebut apabila kita berbuat dosa dan tidak disiarkan kepada orang lain maka lebih mudah dimaafkan. namun sebaliknya apabila disiarkan kepada orang lain Tuhan malah tidak memaafkan sama sekali karena menjadi dosa sosial bukan lagi dosa individual.  (  Majid, 2002: 13).

menurut al-Ashfahani (Tt: 118) Ihsan lebih tinggi daripada 'Adl karena 'adl memberikan sesuai yang dipinta dan mengambil sesuai dengan hak tetapi ihsan memberikan lebih dari yang dipinta dan mengambil lebih sedikit dari haknya. oleh karena itu kita kepada orang tua bukan taat tetapi ihsan walaupun orang tua kita tidak baik maka kita sebagi anaknya tetap harus berbuat baik bahkan memaafkannya.

Al-Hasil

Tuntunan Umar Bin Abdul Azis pada abad 2 hijriah nabi yaitu tentang pengumandangan surat an-Nahl: 90 diahir khutbah jum'at masih relevan sempai sekarang apalagi kita banyak melihat di media cetak atau elektronik kekarasan semakin merajalela oronisnya kekarasan atau main hakim  sendiri  yang dilakukan dengan isu sara. Wallahu 'alam.

Daftar Pustaka
al-Ashfahani, Tt  Mu'jam Mufradat al-fadzi al-Qur'an, Baerut: Dar al-Fikr
al-Hafid W Ahsin, 2005  Kamus Ilmu al-Qur'an, Jakarta: Amzah
Ali Y Abdullah, 1993  Al-Qur'an terjamahan dan Tafsirnya, jakarta:Pustaka Firdaus
Gulen Fatulleh, 2011  Cahaya Al-Qur'an, Jakarta: Republika
Jabbar abdul Dhuha, 2012   Ensklopedia Makna Al-Qur'an, Bandung: Fitrah Rabbani
Majid Nurcholish, 2002  Atas nama Pengalaman, Jakarta: Paramadina 
Majid Nurcholish, 2004   Pintu-pintu Menuju Tuhan, jakarta: Paramadina
Shihab Quraish, 2007  Ensiklopedia Al-Qur'an kajian kosa kata, Jakarta: Lentera Hati 
Yunus mahmud, 1990 Kamus Arab-Indonesia, Jakarta: Hidakarya Agung  
 
 
     
            
     

Rabu, 06 November 2013

Syukur dan Kemunduran Ilmu Pengetahuan Umat Islam

Islam pernah mengalami masa keemasan sekitar tahun 650-1200 Masehi. Umat Islam pada periode ini disebut sebagai super power yang berkuasa di sebagian besar negara-negara yang mencakup tiga benua. pada umumnya kelemahan Dunia Islam terletak pada berbagi sektor kehidupan, terutama sektor ekonomi dan politik, namun penyebab yang paling mendasar adalah rapuhnya fondasi intelektual yang bila dilacak lebih lanjut akan bermula dari bidang pendididkan. ( Nata, 2010: 46). 

Terbukti pada abad 12 Hijryah konsep pendidikan hanya berpijak kepada: pertama, terfokus pada syarah (penjelasan dari kitab asli) dan mukhtasor ( ringkasan dari kitab asli);, kedua, penulisan hanya beberapa bidang saja; ketiga, tren bermazhab dan bertasawuf dalam pendidikan. ( al-Kaelani, 1985: 238). dilihat dari pendapat al-kaelani tersebut terjadi stagnasi pemikiran hanya berkutat pada penjelasan dan ringkasan karya orang lain, tidak mencipta karya yang orisnil. salah satu contohnya dalam bidang fiqh kitab Taqrib disyarahi oleh kitab Fathul Qorib dan di beri hasyiah oleh kitab Al-Bajuri.  

Ada pendapat yang menarik salah satu penyebab tidak majunya Islam menurut Abu 'Ala Al- Maududi (Al-Kaelani, 1985: 240) yaitu tidak difungsikannya secara optimal ranah as-Sama', al-Bashar dan fu'ad sabagaimana tercantum dalam al-quran surat an-nahl ayat 78 yang artinya:
" dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur."
as-Sam'a berfungsi untuk mendapatkan pengetahuan yang telah didapatkan oleh orang lain, al-Bashar berfungsi untuk mengembangkan hasil dari uraian dan analisis, sedangkan hati untuk memfilter kekeliruan dan kesalahan dalam membuat kesimpulan. tiga ranah ini telah difungsikan dengan baik oleh Mesir kuno, Yunani dan Eropa kini.

Muslim pasti mengetahui ayat tersebut mungkin hapal namun kita tidak memfungsikan ketiga ranah tersebut nampaknya kita tidak bersyukur secara baik seperti yang diisyarakan pada akhir 
ayat an-nahl 78 tersebut. oleh karena itu Penulis akan mengulas tentang Syukur.

Syukur

kata Syukur adalah bentuk masdar dari kata Syakara-yaskuru-syukran wa syukuran yang mengandung ma'na antara lain pujian atas kebaikan dan penuhnya sesuatu ( shihab, 2007:3:264). 
al-Ashfahani ( tt:272) berpendapat syukur adalah gambaran ni'mat dan menampakannya. terambil dari kata as-Syukru yang artinya membuka. lawan dari syukur adalah al-Kufru yakni melupakan ni'mat dan menutupinya.  kata Syukur ditemukan sebanyak 75 kali tersebar dalam berrbagai ayat dan surah di al-Qur'an. selain syukur kita selalu mendengar syukuran. Syukuran terdapat dalam surat al-furqon : 62 digunakan ketika Allah  menggambarkan bahwa Allah yang telah menciptakan malam dan siang silih berganti serta menjadi pelajaran bagi manusia dan yan hendak besyukur atas ni'mat yang diberikan Allah. Syukuran yang kedua terdapat dalam surat al-Insan: 9 yang digunakan ketika Allah menggambarkan pernyataan orang-orang yang berbuat kebajikan serta telah memberi makan kepada fakir dan miskin untuk mendapatkan keridhoan Allah ( Shihab, 2007: 965).   oleh karena itu wajar kita selalu mengadakan syukuran ketika mendapat ni'mat.

Syukur menurut al-Asfahani ( tt: 272)  terbagi tersusun dalam tiga bagian yaitu pertama, syukur qolbi yaitu penggambaran ni'mat yakni tahu bahwa ni'mat dari Allah; kedua syukur lisan yaitu memuji kepada Allah atas ni'mat yang diberikan selin itu juga berterimaksih juga kepada orang yang telah menjadi perantara akan ni'mat tersebut seperti tercantum pada surat Luqman: 14).; ketiga syukur jawarih yaitu menggunakan ni'mat yang diberikan sesuai dengan fungsinya.

dengan demikian apabila kita bersyukur dengan seoptimal mungkin dalam arti bukan hanya tahu dan memuji tetapi menggunakan ni'mat, sebagaimana pendapat al-Maududi mengoptimalkan pungsi as-sam'a, al- bashar dan fuad  maka akan menjadi solusi dari masalah keterpurukan Dunia Islam khususnya dalam ilmu pengetahuan.  Wallahu 'alam

 Daftar Pustaka

al-Ashfahani, Tt, Mu'jam Mufrad alfadhi al-Qur'an, Bairut, Darul Fikr
al-Kaelani Majid Irsan, 1985 An-Nadhoryah Tarbiyah Islamyah, 
Nata Abudin, 2010, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo
Shibah Quraish, 2007, Ensiklopedia Al-Qur'an Kajian Kosa kata, Jakarta:Lentera hati
 

Minggu, 03 November 2013

TAHUN HIJRAH NABI


Setiap tahun diperingati tahun baru hijri. yaitu tahun baru kalender Islam yang perhitungannya dimulai dari hijrah Nabi Muhammad SAW. Khalifah Umar Bin Khatab yang memutuskan diberlakukannya Kalender Islam menariknya tidak didasarkan kelahiran Rasulullah saw. 570 M atau pengangkatan sebagai Rasul tahun 610 M. tidak pula didasarkan pada peristiwa wafatnya Rosulullah saw. tahun 632 M. sebab dalam pandangan Umar, Hijrah adalah peristiwa yang membalikan keseluruhan perjalanan perjuangan Nabi menegakan kebenaran. ( Majid, 2004: 112).

Pada umumnya sampai hari ini penyebutan tahun hijrah tidak disertai dengan nabi kecuali hanya Sisingamanganraja XII yang ternyata beliau adalah seorang Muslim yang taat, menampilkan rasa kecintaan kepada Rasulullah saw, dengan menyebutkan lengkap menjadi hijrah nabi, terbukti dari cap Singamanganraja XII yang terdiri dari tulisan Batak dan Arab Melayu. huruf Batak berbunyi ahu sahap ni Tuwan S.M mian Bakara artinya Saya cap Tuan Singa Mangaraja bertahta di Bakara. huruf Arab Melayu berbunyi: Inilah cap Maharaja di negeri Toba, kampung Bakara nama kotanya, Hijrah Nabi 1304. ( Suryanegara, 2009: 57). menurut Suryanegara juga ( 2009: 58) terjadi Deislamisasi kalender, ditanggalkannya tahun hijryah dan digantikan dengan tahun Masehi walaupun dalam urusan haji dan umrah. terbaca pada PT penyelenggara haji dalam iklannya walaupun di harian republika menuliskan haji dengan tahun Masehi.

Hikmah Hijryah

hikmah tahun hijryah Nabi salah satunya dapat dilihat dari kalender yang menggunakan bulan bukan matahari atau tahun Masehi, menggunakan bulan dirancang untuk waktu beribadat  seperti puasa bukan praktis keduniawian sebagaimana kalender  matahari atau tahun Masehi yang menetukan misalkan  waktu pertanian. selain itu untuk menguji umat muslim untuk beribadah disegala musim, contoh ibadah puasa dilakukan bisa pada musim dingin, musim kemarau secara bergiliran. sebab apabila mengikuti matahari misalkan puasa terus di bulan desember maka akan terjadi ketidak adilan muslim yang berada di belahan bumi utara akan terus puasa dimusim dingin yang pendek dan sejuk sedangkan muslim yang berada dibelahan bumi selatan akan puasa pada musim panas yang gerah dan panjang ( Majid, 2004: 115).

hikmah Tahun hijryah Nabi yang terpenting bahwa Hijrah adalah 'turning point" perjuangan rosulullah. bila di Mekkah Nabi berhasil menanamkan aqidah dan akhlak para sahabat maka hijrah di Madinah langkah perjuangannya meningkat yaitu membentuk masayrakat yang beradab. bisa dilihat dari pergantian nama tempat yaitu dari Yastrib kepada Madinah yang mempunyai arti kota dengan pengertian tempat paradaban.  jadi salah satu makna hijrah ialah peningkatan kualitatif perjuangan bersama menciptakan masyarakat yang sebaik-baiknya. ( Majid, 2004: 113).

untuk mencapai masyarakat yang beradab atau masyarakat madani maka ada tiga unsur dalam membentuk masyarakat madani yaitu pertama, adanya hukum yang manusiawi artinya hukum yang sesuai dengan hakikat manusia yaitu keadilan. pembuat hukum haruslah yang mengerti benar tentang manusia maka instasi itu adalah Tuhan Yang Mahaesa. kedua, adanya masyarakat yang taat hukum. untuk mencapai masyarakat yang taat hukum maka harus melalui pendidikan. pendidikan yang menjadi inti adalah keimanan dengan keimanan maka orang akan merasa dilihat Tuhan, kalau sudah merasa dilihat Tuhan walaupun tidak ada penegak hukum tetap tidak mau melanggar. ketiga, adanya penegak hukum. yang dimaksud dengan penegak hukum ialah orang/lembaga yang mampu menghukum pelanggar hukum berdasarkan hukum. ( Tafsir, 2010: 97).

dengan demikian memperingati tahun baru Hijryah nabi adalah memperingati pergantian nama kota Yastrib menjadi Madinah. pergantian itu melambangkan peningkatan tata hidup yang beradab dan berbudaya. ( Majid, 2004: 113). selain itu dialog yang diutamakan bukan kekerasan main hakim sendiri . Wallahu 'alam.

Daftar Pustaka

Majid Nurcholish, 2004, Pintu-pintu Menuju Tuhan, Jakarta: Paramadina.
Suryanegara A. Mansur, 2009, Api Sejarah, Bandung: Salamadani.
Tafsir Ahmad, 2010, Filsafat Pendidikan Islami, Bandung: Rosda.
 
  



Rabu, 09 Oktober 2013

Qurban dan Korban

kita selalu mendengar kata korban seperti kita harus berkorban bagi bangsa tapi ada juga yang memakai kata korban seperti kalimat nenek menjadi korban dalam penjampretan di dalam bus, apalagi pada waktu  idul adha. kalau begitu apa arti kata korban itu?

kata korban bisa sema'na dengan victim dalam bahasa inggris yaitu korban. korban  menurut kamus besar bahasa indonesia ( 1999: 525)  mempunyai ma'na menjadi menderita. apabila kita telusuri kata korban diserap dari bahasa arab yaitu qurban. Qurban mempunyai ma'na dekat. maka secara peristilahan atau semantik kata-kata "korban", atau "Qurban" adalah tindakan seseorang yang menghasilakan kedekatan dengan ridla Tuhan, dan merupakan bagian dari ajaran agama agar kita selalu berusaha mendekati Allah  ( Taqarrub). ( Majid, 2004: 208).

sesungguhnya dalam berkorban itu yang penting ialah sikap batin kita. tindakan-tindakan memang penting , tapi hanya kalau memang merupakan ekspresi jujur niat kita. maka dalam idul adha kita memang dianjurkan melakukan korban, mencontoh Nabi Ibrahim, dengan menyedahkan hewan koraban kepada kaum miskin. tapi Allah mengingatkan kita bahwa yang betul-betul menjadi qurban ( mendekatkan kepada Allah ) bukanlah fisik hewan tetapi nilai takwa, sebagaimana tercantum dalam Al-Qur'an surat al-Hajj ayat 37 : 
" tidak akan sampai kepada Allah daging (hewan) itu, dan tidak pula darahnya. tetapi yang akan sampai kepadaNya ialah takwa dari kamu".

Musthopa Bisri ( 2000: 48 ) membedakan antara  Taat, ibadah dan taqarrub.  Taat menurut beliau melakukan perintah atau kewajiban tanpa melirik motivasi yang mendorong pelaksanaanya. orang yang membayar pajak karena sadar akan kewwajiban warga negara atau karena terpaksa mungkin juga untuk melancarkan usahanya maka orang itu disebut orang yang taat. sedangkan ibadah yang mempunya arti pengabdian kepadah Allah berbeda dengan taat karena ibadah motivasi atau dalam bahasa agama niat menjadi sahnya ibadah tersebut apabila tidak ada niat bukan ibadah namanya ada hadits Nabi "innamal a'malu binniyat " amal akan sah apabila ada niyat.

adapun Taqarrub atau mendekatkan diri kepada Allah tidaklah semata-mata taat atau ibadah. taqarrub bukan hanya melaksankan perintah atau kewajiban. lebih dari itu , taqarrub adalah melaksanakan itu semua sebagai kebutuhan hamba yang mencintai dan ingin dekat pada Tuhannya.

oleh karena itu dalam idul adha kita berqurban hewan bukan hanya melakasanakan perintah dan sahnya ibadah itu tetapi ibadah qurban harus menjadi media untuk mendekatkan pada Allah SWT.
dengan demikian taqarrub harus dilakukan terus menerus setiap harinya bukan hanya saat puasa dan berkurban pada idul adha saja apalagi korban yang berma'na victim.  Wallahu 'alam.

Daftar Pustaka

Kamus Besar Bahasa Indonesia 1999, Jakarta :Balai Pustaka.

Majid Nurcholish     2004 Pintu-pintu Menuju Tuhan, Jakarta: Paramadina

Majid Nurcholish dkk. 2000 Puasa Titian Menuju Rayyan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar

  

Rabu, 05 Juni 2013

UNSUR-UNSUR PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PENDAHULUAN
Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan anak didik. Interaksi yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan. Guru dengan sadar merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajaran.

Salah satu perencanaan pengajaran yang dilakukan oleh guru adalah metode pengajaran. Metode mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar-mengajar. Kekmampuan yang diharapkan dapat dimiliki anak didik, akan ditentukan oleh kerelevansian penggunaan suatu metode yang sesuai dengan tujuan. Itu berarti tujuan pembelajaran akan dapat dicapai dengan penggunaan metode yang tepat, sesuai dengan standar keberhasilan yang terpatri di dalam suatu tujuan.

Metode yang dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar bermacam-macam. Penggunaanya tergantung dari rumusan tujuan. Dalam mengajar, guru tidak akan tergantung kepada satu metode, tetapi kombinasi dati dua atau tiga metode. Penggambungan bebrapa metode bertujuan untuk menggairahkan atau menimbulkan motivasi belajar siswa, karena bukan guru yang memaksakan anak didik untuk mencapai tujuan, tetapi anak didiklah dengan sadar untuk mencapai tujuan.
Buku asalib wa thuruq tadris mawada tarbyatul islamiyah merupakan saalah satu referensi yang baik bagi guru PAI sebagai pedoman mengajar anak didiknya, di dalam buku tersebut bukan hanya teknik mengajar tetapi ada cara memotovasi siswa agar lebih baik dalam belajar.     
PEMBAHASAN
Unsur-Unsur Pengajaran dalam PAI
Dalam proses belajar mengajar PAI, guru PAI harus memenuhi unsur-unsur yang merupakan tahapan dalam penyampaian materi pembelajaran. Unsur-unsur yang harus dilaksanakan dalam penyampaian materi PAI yaitu:
1.      Pendahuluan (at-tamhiid).
2.      Pemaparan atau Penyampaian materi (al-‘ardh)
3.      Tanya jawab (al-munaaqasah)
4.      Kesimpulan (al-istintaaj)
5.      Bentuk aplikasi atau pelaksanaan (at-tathbiiq)
A.    At-Tamhiid (Pendahuluan)
Pendahuluan merupakan salah satu unsure yang penting dalam pembelajaran terutama dalam mata Pelajaran agama Islam yang bermanfaat untuk menarik perhatian siswa dan mempersiapkan siswa dalam menerima materi yang baru,selain itu untuk menghubungkan materi yang akan dipelajari dan materi yang telah dipelajari.. Pendahululan juga diperlukan oleh guru untuk mengukur sejauh mana siswa memahami materi yang sudah ataupun yang akan dibahas.
     Pendahuluan dalam pembelajaraan PAI sangat dibutuhkan untuk hal-hal berikut.
1.      Mempersiapkan pemikiran murid untuk berkonsentrasi dalam belajar;
2.      Merangsang rasa ingin tahu murid;
3.      Memperjelas hubungan materi pembelajaran satu dengan materi pembeljaran lainnya;
4.      Menmibuhkan keyakinan murid akan pentingnya materi yang akan dibahas.

Macam –macam teknik pendahuluan sebagai berikut:
1.      Pendahuluan dengan media pengajaran;
2.      Pendahululan dengan menggunakan cerita atau kisah;
3.      Pendahuluan dengan menceritakan kejadian sehari-hari;
4.      Pendahuluan dengan merujuk kepada pokok-pokok materi pembelajaran sebelumnya;
5.      Pendahuluan dengan pertanyaan tentang materi pembelajaran sebelumnya.
1.        Pendahuluan dengan media
Media pembelajaran merupakan teknik yang paling berpengaruh kepada murid untuk menarik perhatiannya apabila guru bisa menggunakan media tersebut sebaik-baiknya. Guru dengan meggunakan media sebagi pendahuluan maka murid akan memperhatikannya danm berpikir sehingga murid dapat berkonsentrasi dalam pembelajaran.. Misalnya, murid akan lebih mudah memahami bentuk kezaliman jika ada media pembelajaran berupa gambar seseorang yang kencing di taman. Contoh lainnya ketika guru PAI ingin menerangkan tentang kemahakuasaan Allah dengan menggunakan media visual atau audio visual berupa kejadian gunung meletus, tsunami, ataupun banjir. Dengan perantaraan media pembelajaran tersebut, siswa akan lebih memahami tujuan materi yang diajarkan.
2.       Pendahuluan dengan kisah
Salah satu yang dapat menarik perhatian murid adalah kisah atau cerita, karena siswa terutama siswa SD atau SLTP akan suka kepada kisah-kisah daripada nasihat-nasihat oleh karena itu akan lebih berkesan materi yang baru akan lebig berkesan kepada siswa dan siswa akan siap dan berkonsentrasi dalam materi tersebut. Adapun cerita atau kisah yang dapat digunakan bisa berupa cerita fiksi ataupun nonfiksi. Namun demikian kisah nyata sangat diutamakan digunakan pendahuluan. Pendahuluan dengan menggunakan kisah nyata akan lebih menguatkan konsentrasi siswa dalam memahami materi pembelajaran. Selain itu, kisah nyata yang digunakan akan memiliki dampak atau kesan lebih mendalam dibandingkan dengan cerita fiktif.
3.       Pendahuluan dengan Melihat Kejadian Sehari-haPendahuluan dalam pengajaran PAI dapat dihubungkan dengan kejadian di masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Penting karena PAI membahas tentang kehidupan pribadi atau akhlak kepada pribadi, akhlak pada orang tua dan akhlak kepda sesame maka dihubungkan materi kepada kejadian sehari-hari akan dapat menarik perhatian siswa dan berkonsentrasi dalam menerima materi baru . contoh terjadinya banjir di mana-mana dapat dihubungkan dengan perlunya meningkatkan budaya bersih di antaranya tidak membuang sampah sembarangan. Contoh lain yang cukup actual yaitu tawuran antar siswa sekolah yang merugikan siswa tersebut dan orang tua juga sekolah. Dengan menceritakan fenomena di masyarakat tersebut dapat meningkatkan kesadaran dan meningkatnya konsentrasi siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
4.    Pendahuluan dengan Pertanyaan
Pendahuluan dengan pertanyaan merupakan teknik agar siswa dapat mengingat materi yang terdahulu sehingga materi yang baru ada korelasinya. Guru dapat juga memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan dibahas. Seperti “kebersihan” dapat diajukan pertanyaan berikut:
a.       Apa yang dilakukan apabila kamu lapar?
b.      Kemana diberikan apabila ada makanan yang berlebih?
c.       Apa yang dilakukan setelah membuang hajat?
d.      Bagaaimana cara memberesihkan kotoran?
Atau dalam membahas penyakit flu maka guru bisa bertanya sebagai berikut:
a.       Sakit apa kebanyakn pada  musim hujan?
b.      Kepada siapa apabila orang yang sakit influenza harus datang?
c.       Apa yang keluar dari hidung bila influenza?
d.      Bagaimana keadaan suara apbila sakit influenza?
5.         Pendahuluan dengan bertanya materi yang sudah dibahas
Agar perhatian siswa baik dan adanya konsentrasi jiuga mempersiapkan siswa dalam menerima materi yang baru maka guru harus mengingatkan siswa pada mata pelajaran yang sudah dibahas dengan cara melakukan pertanyaan. Karena Biasanya antara satu materi pembelajaran dengan yang lainnya ada keterkaitan atau hubungan.
B.   Pemaparan/Penyajian Materi”
               Pemaparan atau penyajian materi adalah bentuk penyajian dalam menyampaikan pokok bahasan dalam kegiatan belajar mengajar. Secara umum bentuk penyajian materi pembelajaran ada dua macam, yaitu menjelaskan atau teks dan menggunakan powerpoint.
1.      Metode Penyajian Teks
Berikut yang termasuk teknik dalam penyajian teks.
a.       Penulisan teks pada kertas karton;
b.      Menampilkan naskah pada plastic transparan dengan menggunakan proyektor;
c.       Menuliskan teks pada papan tulis;
d.      Menyajikan materi dengan infokus;
e.       Memfotokopi naskah sesuai jumlah murid dan membagikannya;
f.       Menuliskan pokok-pokok materi pada papan tulis;
g.      Membaca buku teks (buku referensi);
h.      Menyajikan materi melalui computer atau laptop.
Masing-masing teknik penyajian materi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Contohnya, membaca teks di papan tulis memerlukan persiapan dan penulisan teks terlebih dahulu. Contoh lainnya, saat mebaca buku teks, terkadang ada kosa kata yang tida dipaha-mi murid yang membacanya.
2.      Metode Penyajian dengan Powerpoint
Dalam penyajian materi melalui powerpoint, yang disampaikan hanyalah pointer-pointer yang merupakan pokok bahasan materi pembelajaran. Kelebihan menggunakan metode ini, materi dapat disampaikan secara sistematik. Adapun kelemahannya membutuhkan alat yang tidak murah dan membutuhkan waktu untuk menghidupkannya.
C.   Unsur Diskusi
Diskusi merupakan metode penyajian materi yang sangat dinamis dan melibatkan siswa secara aktif. Kelemahan metode ini, yaitu membutuhkan persiapan dan waktu yang cukup. Selain itu ada faktor yang mempengaruhi keberhasilan dengan metode diskusi, di antaranya yaitu:
1)      Luasnya pengetahuan guru;
2)      Penguasaan guru terhadap materi dan kemampuan berinteraksi dengan siswa;
3)      Kemampuan meguasai kelas dan mengendalikan siswa;
4)      Mendorong murid agar berpartisipasi aktif dalam diskusi.
D.   Unsur Kesimpulan
Adalah usaha untuk merumuskan pokok-pokok materi pembelajaran sesuai tujuan yang diharapkan. Secara umum kesimpulan berguna bagi guru yang menyampaikan materi pembelajaran dan murid yang belajar.

E.   Unsur  Aplikasi Materi Pembelajaran
Adalah usaha guru untuk mengaitkan materi pembelajaran dengan realita kehidupan. Materi yang dibahas sebaiknya menjadi pemberi peringatan agar seseorang tidak melakukan kesalahan, Selain itu juga materi harus mampu mendorong seseorang untuk berbuat kebajikan baik untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan bersama. Hal tersebut sesuai firman Allah dalam Surat al-‘Ashr [103] aya 3 berikut:
ž   
Artinya:
kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

PENUTUP
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsure-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalaman yang dimiliki, guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sitematis.

Kedudukan metode mengajar adalah sebagai alat motivasi ekstrinsik bagi siswa sehingga siswa berkonsentrasi dalam belajar. Metode juga sebgai strategi mengajar bagi guru dalam meyampaikan materi dan juga metode sebagai alat untuk mencapai tujuan belajar yang telah dirumuskan.

Dengan tiga kedudukan metode dalam belajar maka jelaslah bahwa metode mutlak dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar agar mencapai tujuan belajar apalagi dalam belajat PAI bukan hanya nilai akademik yang harus diraih tetapi implementasi ilmu npengetahuanj dalam kehudupan sehari-hari

DAFTAR PUSTAKA


Dr. Abdurrohman bin mubaroak Al-Farj, Asaalib Thuruquttadris mawad tarbiyyah Alislamiyyah







Selasa, 28 Mei 2013

KARAKTERISTIK AKHLAK ISLAM



Sebelum menjelaskan tentang pengertian akhlak , alangkah baiknya Penulis mengulas sekilas istilah yang sering disamakan dengan akhlak yaitu budi pekerti, etika dan moral.
            Budi pekerti merupakan istilah netral yang mempunyai arti tuntutan sekaligus ukuran baik dan buruk perbuatan, baik menurut apa? belum bisa dijawab inilah yang disebut netral tadi.(Tafsir, 2012: 120). Etika yaitu ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan buruk dengan memperhatikan amal perbuatan manusia sejauh yang diketahui oleh akal pikiran. (Ya’qub, 1983: 13).  Sedangkan moral berasal dari kata bahasa latin “mores” kata jama’ dari “mos” yang berarti adat kebiasaan. Secara terminologi moral yaitu perbuatan baik dan buruk yang didasarkan pada kesepakatan masyarakat. ( Saebani,2010: 30).
            Dari ulasan singkat tentang budi pekerti, etika, moral jelas bahwa budi pekerti adalah kata netral yang menunjukan baik dan buruk, bila baik buruk itu berdasarkan akal maka budi pekerti etika dan bila baik buruk didasarkan dengan kesepakatan masyarakat maka budi pekerti moral. Lalu bagaimana dengan akhlak?, inilah yang akan dibahas oleh Penulis.
Kata “اَخْلاق  berasal dari bahasa arab jama’ dari kata “خُلُقٌ yang berarti budi pekerti, perangi, tingkah laku atau tabiat, tata karma, sopan santun, adab dan tindakan. ( Saebani, 2010: 13). Sedangkan pengertian secara termonologi, akhlak yaitu budi pekerti yang ditentukan oleh agama. ( Tafsir, 2012: 121). Imam ghozali ( Dzatnika, 1996: 27) berpendapat akhlak yaitu suatu sifat yang tetap pada jiwa yang padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak membutuhkan kepada pikiran. Sedangkakan Ahmad Amin ( Dzatnika, 1996: 27) mendefinisikan akhlak yaitu membiasakan kehendak. Dari pengertian Ahmad Amin dan Ghozali sesuatu menjadi akhlak apabila perbuatan-perbuatan baik atau  buruk dilakukan dengan diulang-ulang sehingga pada waktu mengerjakan perbuatan tersebut menjadi kebiasaan dan tidak menimbulkan pemikiran lagi.  
                       
Uraian dia atas menjelaskan bahwa akhlak merupakan budi pekerti yang berdasarkan agama Islam yakni al-Qur’an dan hadits berbeda dengan etika dan  moral bahkan dengan akhlak yang ada dalam agama samawi lainnya yaitu Yahudi dan Nasroni.
Menurut Ali Abdul Halim Mahmud ( 2004: 19) akhlak islam berbeda dengan akhlak agama samawi lainnya yaitu Yahudi dan Nasrani. Dalam yahudi akhlak lebih memperhatikan terhadap kehidupan dunia. Sebagian besar konsentrasi mereka (yahudi) dicurahkan kepada kehidupan dunia fana ini, sedangkan kehidupan yang kekal mereka hanya sedikit perhatian dan larangan-larang mereka hanya berlaku kepada kerabat, sebagaimana tercantum dalam perjanjian lama, kitab keluaran:19/5 yang berbunyi:
“ Hormatilah ayah dan ibumu agar kehidupan yang diberikan Tuhanmu di bumi ini berlangsung lama, jangan sampai membunuh, jangan berzina, jangan mencuri, jangan menjadi saksi palsu atas tuntutan yang yang ditujukan kepada kerabatmu, jangan pula kau menginginkan rumah, istri, hamba laki-laki, sapi, keledai, dan sedikitpun dari milik kerabatmu.”
 Menurut Mahmud ( 2004: 20) akhlak dalam agama Nasroni yang berasal dari Tuhan tetapi Agama Masehi ini lebih memperhatikan kehidupan akhirat, sehingga kehidupan dunia terabaikan sebagaimana tercantum dalam injil Matius: 4/3: “beruntunglah orang-orang yang penyayang kerena mereka menyayangi. Beruntunglah orang-orang yang hatinya suci kerena mereka menyaksikan Allah…...kalian bahwasannya ada yang berkata ‘ Mata dibalas dengan mata, gigi dibalas dengan gigi’ akan tetapi Aku berkata’ janganlah kalian balas kejahatan akan tetapi jika seseorang menampar pipi kananmu maka berikanlah pipi kirimu….”    Kalau begitu apa  karakteristik akhlak islam? Maka Penulis akan mengulas tentang karakteristik akhlak islam.
Akhlak Islam mempunyai karakter adalah al-qur’an dan hadits sebagai sumbernya, kedudukan akal, motivasi iman, mata rantai akhlak, tujuan luhur akhlak. ( Ya’qub, 1983: 50).
a.       Al-Qur’an dan Hadits sebagai sumber akhlak islam
Al-Qur’an dan hadits sebgai sumber hokum bagi umat islam baik dalam aqidah, ibadah dan juga dalam akhlak. Sehingga Al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman bagi umat islam, Allh berfirman dalam surat al-Maidah ayat 15-16:
 “ Hai ahli Kitab, Sesungguhnya telah datang kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang kamu sembunyi kan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan”.
“Dengan kitab Itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus”.
Sedangkan hadits sebagai pedoman kedua untuk umat islam sebagaimana Allah berfirman dalam surat al-Hasr ayat 7 :
 “……Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya”.
Dan Allah berfirman dalam surat al-ahzab ayat 21 :
 “ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”.
            Jika telah jelas bahwa Al-Qur’an dan Sunah Rosul adalah pedoman hidup yang menjadi dasar bagi setiap muslim, maka teranglah keduannya merupakan sumber akhlak dalam Islam.
b.      Kedudukan Akal dan Naluri
Hamzah Ya’qub (1983: 51) berpendapat bahwa  etika yang menjadikan akal dan naluri sebagai dasar penentuan baik dan buruk, maka ajaran akhlak Islam berpendirian sebagai berikut:

1). Akal dan naluri sebagai anugrah dari Allah
2). Akal pikiran manusia terbatas sehingga tidak bisa memecahkan semua masalah sebagaiman Allah berfirman:
 “ dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah: "Roh itu Termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".(Q.S. 17 al-Isra: 85).
3). Naluri manusia harus mendapatkan pengarahan dari petunjuk  Allah yang dijelaskan dalam al-qur’an. Jika tidak naluri akan salah dalam penyalurannya.
c.        Motivasi Iman
Dalam islam setiap perbuatan motivasi dalam perbuatan adalah aqidah, iman yang terpatri dalam hati. Iman itulah yang membuat seorang muslim ikhlas, mau bekerja (beramal). Keras bahkan rela berkorban. Iman itulah yang menjadi pendorong dalamk perbuatan. Nabi bersabda
“ sekali-kali tidaklah seorang mu’min akan merasa kenyang (puas) mengerjakan kebaikan, menjelang puncaknya memasuki surga” ( H.R. Tirmidzi).
d.      Mata Rantai Akhlak
Dengan motivasi iman, maka terdoronglah seorang mu’min mengerjakan kebaikan sebanyak-banyaknya menurut kemampuannya. Dalam memanivestasikan iman tersebut terdapat “mata rantai” yang berkaitan dalam realisasinya, yakni niat (keikhlasan) dalam hati, dan pembuktian dengan amal yang dilaksanakan oleh anggota tubuh ( Ya’qub, 1983: 53). Nabi bersabda:
  
   Sesungguhnya setiap amal perbuatan tergantung pada niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) sesuai dengan niatnya. ( Mutafaq ‘alaihi).
Dengan perkataan lain bahwa hanyalah perbuatan yang disertai niat, yang dapat dietrima dan dipertanggungjawabkan. Amal tanpa niat tidak mendapatkan penilaian dalam pandangan Islam ( Ya’qub, 1983: 53).

e.       Tujuan Luhur Akhlak
Dalam dua iftitah solat kita selalu mengucapkan sesungguhnya solat ku, dan hidupku, hidup, mati semua semata-mata dipersembahkan hanya kepada Allah. Tujuan yang akan dicapai oleh seorang mu’min beraakhlak adalah untuk mencapai ridha Allah. Sebagaimana Allah berfirman:
 Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku. Masuklah ke dalam syurga-Ku.” (Q.S. 89: 27-30).

DAFTAR PUSTAKA
Mahmud A. Ali 2004     akhlak mulia, jakarta Gema insani
Saebani A. Beni 2010    Ilmu akhlak, Bandung Pustaka setia
Tafsir Ahamad    2010   Filsafat pendidikan islami, Bandung Rosda
Ya'qubHamzah    1983  Etika Islam, Bandung Diponegoro