Selasa, 10 Desember 2013

MASA FATRAH

Ada santri kami bertanya tentang kesalamatan orang tua Nabi Besar Muhammad saw. yakni Sayyid Abdullah dan Siti Aminah, karena mereka berdua belum masuk kepada masa risalah nabi Muhammad saw. jawabannya tentu mereka berdua selamat di akhirat kelak karena mereka berada pada masa fatrah. Nah apakah masa fatrah tersebut? penulis akan mengulas masa fatrah .

Fatrah

kata ini terambil dari akar fa', ta' dan ra' yang berarti "kendor" menjadi lunak dan lemah setelah keras dan kuat" ( Shihab, 2007: I: 225) Kata "fatrah" terdapat dalam al-Qur'an diantaranya surat al-Maidah: 19 : "hai ahli kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu rasul Kami, menjelaskan (syariat Kami) kepadamu ketika terputus ( pengiriman ) rasul-rasul, agar kamu tidak mengatakan 'tidak datang kepada kami, baik pembawa berita gembira mapaun pemberi peringatan' sesungguhnya telah datang bkepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Mahakuasa atas segala sesuatu." 

kata "fatrah" menunjuk kepada arti terhentinya pengiriman rasul (masa vakum). ( Shihab, 2007:I:226). Menurut fatullah Gulen ( 2011: 276) masa fatrah adalah jeda antara dua nabi. Pada umumnya ia disebut untuk menunjukan jeda sesuadah diangkatnya nabi Isa hingga terutusnya Rasul saw. pada masa jeda tersebut cahaya yang dibawa nabi Isa telah terlupakan. cahaya yang ia bawa tidak sampai kepada masa Rasul saw. akhirnya manusia berada dalam masa kegelapan. orang yang hidup pada masa itu disebut ahlu fatrah.

dalam satu riwayat dikatakan bahwa jarak di antara Nabi Musa dengan Nabi Isa adalah 1700 tahun. pendapat lain mengatakan 1900 tahun, pada masa tersebut tidak ada masa fatrah. Selama masa-masa tersebut telah datang sebanyak dua ribu orang nabi, seribu dari bani israil dan selebihnya non Israil. jarak antara Nabi Isa dan Nabi Muhammad sekitar 571 tahun. menurut Ibnu Abbas yang dikutip oleh as-Syaukani, menyebutkan bahwa diantara nabi Isa dan nabi Muhammad saw. telah diutus tiga rasul, salah seorangnya adalah Simon dari kelompok hawariyyin. inilah yang dimaksud dalam surat Yasin: 14 : "ketika kami mengutus kepadfa mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya, kami kuatkan dengan (utusan) ketiga; maka, ketiga utusan tersebut berkata ' Sesungguhnya kami adalah orang-orang diutus kepadamu'. " 
jadi masa fatrah antara Nabi Isa dan nabi Muhammad saw. sekitar 434 tahun. ( Shihab, 2007:I:226).

pada masa-masa tersebut terjadilah perubahan syriat yang telah dibawa oleh utusan-utusan Tuhan sebelumnya sehingga bercampur baur di antara yang hak dan yang batil. dalam keadaan seperti itu manusia tidak tahu lagi bagaimana cara beribadah kepada Tuhan, mereka bermohon kepada Allah agar diberi tahu bagaimana cara beribadah maka diutuslah Nabi Muhammad saw. 

Menurut para ulama ahlu fatrah yang tidak menyembah berhala dan tidak menjadikannya sebagai Tuhan, bahwa mereka akan mendapatkan ampunan Allah swt. meskipun mereka tidak mengenal Allah swt. dan tidak beriman kepada-Nya. karena itu, ayahanda dan ibunda Rasul saw. akan mendapat ampunan Insya Allah, karena mereka termasuk ahlu fatrah. ( Gullen, 2011: 176).

Adakah ahlu fatrah pada masa kini?
untuk ahlu fatroh dengan definisi diatas tentu tidak ada karena Nabi tidak utus lagi Nabi Besar Muhammad adalah nabi terakhir. namun Asy'ariah sebagai salah satu mazhab teologi berpendapat bahwa orang yang tidak mendengar dan tidak mendapatkan sesuatu pun dari Allah dianggap ahli fatroh. Asy'ariah berdasartkan argumentasi surat al-Isra': 15 : "Dan Kami tidaklah meniksa sebelum mengutus rasul." serta ayat-atay lainnya yang semakna. Al-Qur'an menegaskan bahwa Allah swt. tidak menyiksa umat yang tidak pernah melihat rasul, jadi orang-orang yang tidak pernah melihat dan tidak pernah mendengar seorang rosul pun tidak mendapat siksa. ( Gulen, 2011: 132).
Gulen ( 2011: 281) mengisahkan sebuah cerita . ada sekelompok pemuda membicarakan tentang komunis dan niat jahat komunis, maka salah seorang pemuda menyerukan untuk membunuh orang komunis karena merka penjahat dan pembunuh. namun datang seorang pemuda dan berkata" wahai temanku, engkau berbicara tentang pembunuhan dan pembantaian. seandainya engkau melaksanakannya ucapanmu tadi, tentu aku sudah termasuk korban yang bernasib malang karena aku termasuk orang komunis. namun engkau lihat aku sekarang aku bersama pemuda yang diberkahi aku telah menempuh jarak antara bumi dan langit sejak kemarin sampai sekarang. aku bersumpah diantara mereka  yang kalian sebut musuh terdapat ribuan orang yang menanti keselamatan seperti diriku. mereka tidak menanti serangan, tetapi menanti cinta dan kasih sayang. apakah misi utama adalah membunuh atau menghidupkan?" kata-kata jujur ini membuat semua yang hadir tertegun dan menagis.   

inilah generasi yang kita lihat dan kita tangisi karena kesesatan mereka. sebagian mereka tidak berdosa. mereka berpaling kepada kesesatan karena tidak mengetahui kebenaran. menurutku jika mereka tidak dikategorikan sebagai ahli fitroh, hal itu bertentangan denagn rahmat Ilahi yang luas dan menyeluruh ( Gulen, 2011: 281).

Al-Hasil

Walaupun tidak ada ahli fitarah pada saat ini tetapi diantara mereka yang berada dalam kesesatan ada juga yang dianggap "ahli fitrah" karena mungkin mereka melakukan hal tersebut karena ketidak tahuan dan ketidak mengertian akan kebenaran disebabkan mungkin kita sebagai yang mendapat cahaya tidak menyebarkannya, atau menyebarkan cahaya kebenaran tidak dengan penuh kesantunan, dan mudah  mengahikimi bahwa "kamu sesat" sehingga mereka yang sesat bukan hanya tidak mau menerima kebenaran bahkan menjauhi ajakan kita. bukankah Wali songo menyebarkan kebenaran dengan kelembutan, kasih sayang, kesantunan  bahkan berbaur dengan budaya pribumi?. Wallahu A'alam.

Daftar Pustaka

Gulen, Fatulleh. 2011, Islam Rahmatan lil 'Alamin, Jakarta: Republika

Shihab, Quraisy, 2007, Ensiklopedia Al-Qur'an kajian Kosa kata, Jakarta: Lentera Hati