Rabu, 06 November 2013

Syukur dan Kemunduran Ilmu Pengetahuan Umat Islam

Islam pernah mengalami masa keemasan sekitar tahun 650-1200 Masehi. Umat Islam pada periode ini disebut sebagai super power yang berkuasa di sebagian besar negara-negara yang mencakup tiga benua. pada umumnya kelemahan Dunia Islam terletak pada berbagi sektor kehidupan, terutama sektor ekonomi dan politik, namun penyebab yang paling mendasar adalah rapuhnya fondasi intelektual yang bila dilacak lebih lanjut akan bermula dari bidang pendididkan. ( Nata, 2010: 46). 

Terbukti pada abad 12 Hijryah konsep pendidikan hanya berpijak kepada: pertama, terfokus pada syarah (penjelasan dari kitab asli) dan mukhtasor ( ringkasan dari kitab asli);, kedua, penulisan hanya beberapa bidang saja; ketiga, tren bermazhab dan bertasawuf dalam pendidikan. ( al-Kaelani, 1985: 238). dilihat dari pendapat al-kaelani tersebut terjadi stagnasi pemikiran hanya berkutat pada penjelasan dan ringkasan karya orang lain, tidak mencipta karya yang orisnil. salah satu contohnya dalam bidang fiqh kitab Taqrib disyarahi oleh kitab Fathul Qorib dan di beri hasyiah oleh kitab Al-Bajuri.  

Ada pendapat yang menarik salah satu penyebab tidak majunya Islam menurut Abu 'Ala Al- Maududi (Al-Kaelani, 1985: 240) yaitu tidak difungsikannya secara optimal ranah as-Sama', al-Bashar dan fu'ad sabagaimana tercantum dalam al-quran surat an-nahl ayat 78 yang artinya:
" dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kamu bersyukur."
as-Sam'a berfungsi untuk mendapatkan pengetahuan yang telah didapatkan oleh orang lain, al-Bashar berfungsi untuk mengembangkan hasil dari uraian dan analisis, sedangkan hati untuk memfilter kekeliruan dan kesalahan dalam membuat kesimpulan. tiga ranah ini telah difungsikan dengan baik oleh Mesir kuno, Yunani dan Eropa kini.

Muslim pasti mengetahui ayat tersebut mungkin hapal namun kita tidak memfungsikan ketiga ranah tersebut nampaknya kita tidak bersyukur secara baik seperti yang diisyarakan pada akhir 
ayat an-nahl 78 tersebut. oleh karena itu Penulis akan mengulas tentang Syukur.

Syukur

kata Syukur adalah bentuk masdar dari kata Syakara-yaskuru-syukran wa syukuran yang mengandung ma'na antara lain pujian atas kebaikan dan penuhnya sesuatu ( shihab, 2007:3:264). 
al-Ashfahani ( tt:272) berpendapat syukur adalah gambaran ni'mat dan menampakannya. terambil dari kata as-Syukru yang artinya membuka. lawan dari syukur adalah al-Kufru yakni melupakan ni'mat dan menutupinya.  kata Syukur ditemukan sebanyak 75 kali tersebar dalam berrbagai ayat dan surah di al-Qur'an. selain syukur kita selalu mendengar syukuran. Syukuran terdapat dalam surat al-furqon : 62 digunakan ketika Allah  menggambarkan bahwa Allah yang telah menciptakan malam dan siang silih berganti serta menjadi pelajaran bagi manusia dan yan hendak besyukur atas ni'mat yang diberikan Allah. Syukuran yang kedua terdapat dalam surat al-Insan: 9 yang digunakan ketika Allah menggambarkan pernyataan orang-orang yang berbuat kebajikan serta telah memberi makan kepada fakir dan miskin untuk mendapatkan keridhoan Allah ( Shihab, 2007: 965).   oleh karena itu wajar kita selalu mengadakan syukuran ketika mendapat ni'mat.

Syukur menurut al-Asfahani ( tt: 272)  terbagi tersusun dalam tiga bagian yaitu pertama, syukur qolbi yaitu penggambaran ni'mat yakni tahu bahwa ni'mat dari Allah; kedua syukur lisan yaitu memuji kepada Allah atas ni'mat yang diberikan selin itu juga berterimaksih juga kepada orang yang telah menjadi perantara akan ni'mat tersebut seperti tercantum pada surat Luqman: 14).; ketiga syukur jawarih yaitu menggunakan ni'mat yang diberikan sesuai dengan fungsinya.

dengan demikian apabila kita bersyukur dengan seoptimal mungkin dalam arti bukan hanya tahu dan memuji tetapi menggunakan ni'mat, sebagaimana pendapat al-Maududi mengoptimalkan pungsi as-sam'a, al- bashar dan fuad  maka akan menjadi solusi dari masalah keterpurukan Dunia Islam khususnya dalam ilmu pengetahuan.  Wallahu 'alam

 Daftar Pustaka

al-Ashfahani, Tt, Mu'jam Mufrad alfadhi al-Qur'an, Bairut, Darul Fikr
al-Kaelani Majid Irsan, 1985 An-Nadhoryah Tarbiyah Islamyah, 
Nata Abudin, 2010, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo
Shibah Quraish, 2007, Ensiklopedia Al-Qur'an Kajian Kosa kata, Jakarta:Lentera hati
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar